BANYUWANGI
– Harga darah di Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Banyuwangi naik
100 persen. Pimpinan PMI dr. Dwi Deni melalui staf PMI Wayan
mengatakan, untuk harga darah rumah sakit (RS) swasta melonjak hampir
dua kali lipat.
Sebelumnya, harga darah untuk Rp 131.500 per kantong. Kini, biaya untuk
mendapatkan darah tersebut menjadi Rp 235.000 per kantong. Sedangkan
biaya untuk mendapatkan darah khusus bagi Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Blambangan ditetapkan Rp 200.000 per kantong. ‘’Bagi masyarakat
yang tidak mampu Rp 150.000 per kantong,’’ katanya. Wayan
menambahkan, bagi warga yang sangat tidak mampu dan tidak memiliki
kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat, bisa membayar semampunya. Pihak PMI
tidak memaksa harus membayar sesuai harga yang sudah ditetapkan.
Menurut Wayan, adanya harga darah tersebut bukan berarti PMI
menjualbelikan darah yang sudah didonorkan masyarakat. Tetapi, dana
tersebut merupakan biaya penggantian pengelolaan darah (BPPD).
Biaya tersebut meliputi penggantian pembelian kantong darah. Ada juga
biaya pemeriksaan laboratorium darah donor. Pemeriksaan tersebut
meliputi virus hepatitis B, hepatitis C, pemeriksaan virus HIV serta
pemeriksaan sipilis. ‘’Selain itu, juga biaya pemeriksaan laboratorium
uji cocok dan biaya jamuan untuk pendonor. Belum lagi untuk biaya
operasional,’’ jelasnya.
Sementara itu, stok darah yang ada di PMI Banyuwangi saat ini cukup
menipis hingga kemarin (22/2). Untuk stok darah golongan A terdapat 13
kantong. Sedangkan persediaan darah golongan O, masih tersedia tujuh
kantong. Darah golongan AB tersedia empat kantong dan darah golongan B
terdapat delapan kantong. (lla/bay)